Minggu, 11 Januari 2015

Film Indonesia



Yeeaayyyy ini adalah postingan pertama di tahun 2015....
 
Setelah film Ayat-Ayat Cinta dan Laskar Pelangi, sudah lama banget saya gak nonton fim Indonesia di Bioskop. Tapi setahun terakhir setidaknya ada 4 film Indonesia yang menurutku bagus  dan
4 film Indonesia yang pernah di tonton semenjak pacaran dan setelah setahun menikah adalah Habibie dan Ainun, Comic 8, 7 hari 24 Jam dan yang terbaru film Assalamualaikum Beijing.
Sejak pertama kali peluncuran buku Habibie & Ainun disalah satu hotel di Jakarta saya sudah antusias sekali untuk memiliki novel tersebut. Novel ini sangat istimewa karena menceritakan perjalanan hidup dan kisah cinta yang sangat menarik selama hidup bapak BJ. Habibie & Ibu Ainun yang ditulis sendiri oleh bapak BJ. Habibie. Mendengar novel ini akan diangkat ke layar lebar saya sudah membayangkan bakal menjadi film yang pasti “meledak”. Awalnya saya sedikit pesimis bisa nonton di bioskop karena saat itu saya sedang kerja yang lokasinya di tengah hutan (remote area), tapi beruntung pas jadwal cuti film ini masih tayang di bioskop. Jadilah kagiatan pertama kali pas cuti adalah nontoooon. Dan benar beruntung sekali bisa nonton film ini, dengan alur cerita dan pemain yang terlibat benar-benar mewakili jalan cerita yang sudah ditulis di novel, dan keuntungan kedua adalah bisa nonton bareng pacar (kala itu).
Film Indonesia kedua yang kami nonton (kali ini saya bilang kami, karena saya selalu nonton bareng dengan orang yang sama, Suami) adalah dilm Comic 8.  Salah satu keistimewaan film comic 8 adalah salah seorang pemain utama yang terlibat dalam film ini adalah sahabat kami Satriadin a.k.a Arie_Kriting. Selama nonton serasa percaya gak percaya (hantu kalii) kalau salah satu pemainnya itu kami kenal baik. Teman yang selalu menjadi teman curhat kala masih sama-sama kuliah, yang saya tau atau saya simpulkan dari perjalanan hidup dia mungkin karena belum bisa move on dari sang mantan akhirnya berdampak pada belum berhasilnya meraih gelar sarjana disalah satu perguruan tinggi swasta di Malang, selain itu kekecewaan dengan pemerintah (nah ini kami selalu debat yang gak pernah ada ujung pangkalnya) dia melampiaskan pada komunitas yang membawa dia pada keberhasilan menjadi public figure yang akhirnya main film Comic 8 dan keluar masuk TV nasional. Belum berhasil di dunia pendidikan tapi dia bisa membahagiakan orang tuanya lewat jalur lain, Sukses Bro, semoga segera menikah juga.
4 Hari 24 Jam adalah film Indonesia berikutnya yang akhirnya kami tonton, awalnya karena iklan yang gencar ditayangkan tentang film ini yang didukung oleh pemain-pemain nasional seperti Dian Sastrowardoyo (yang saat kami SMA sukses dalam film Ada Apa Dengan Cinta), Lukman Sardi, Ari Wibowo, dll.  Selain itu cerita tentang karyawan Bank yang super sibuk menjadi salah satu alasan juga yang mendorong saya merayu pak Suami (yang notabene nya juga kryawan bank) untuk mau menemaniku nonton film ini, dan benar film ini super menghibur dengan realita kehidupan keluarga kecil yang suami-istri sibuk dengan pencapaian karier di tempat kerja masing-masing sehingga sang anak di asuh oleh nenek dan waktu dengan keluarga sudah tidak menjadi prioritas lagi. Menjadi pelajaran buat kami pasangan muda (khususnya saya) yang sampai saat ini pun saya masih mempunyai ambisi untuk kembali mencapai karier yang sudah menjadi impian saya sejak pertama kali merantau di tahun 2003 lalu, namun impian itu sementara tertunda karena masih ada hal yang harus diutamakan.
Dan film terbaru yang kami tonton adalah Assalamualaikum Beijing, film yang diangkat dari novel best seller dari Asma Nadia. Novel yang menemaniku selama mempersiapkan pernikahan akhir tahun 2013 lalu, dan selesai saya baca pas H-2 pernikahanku. Alur cerita yang tersusun apik yang bukan hanya menyajikan cinta-cinta ala anak ABG sekarang, melainkan perjalanan cinta suci lewat perjalan panjang dan ikhlas karena Allah SWT. Lewat film ini saya yakin akan cinta sejati dan cinta suci karena Allah SWT, tanpa memandang fisik atau harta. Teringat akan perjalanan cinta kami, memang tidak seberat yang dialami oleh Ashima (peran dalam film ini) tapi tentang siapa yang akhirnya menjadi pendamping hidupku insya allah sampai akhir hayat. Setelah saya berkelana kemana-mana dan mengenal banyak karakter orang-orang yang ditemui pada akhirnya saya harus memutuskan untuk memilih salah seorang tersebut untuk menjadi bagian hidupku. Dan gak jauh-jauh dia adalah teman kecilku sejak SD, boleh dibilang kami tumbuh dan berkembang bersama (hahaha...) disekolah yang sama, sama-sama bersaing dalam pelajaran tapi saya akui dia selalu unggul dari saya. Semoga kami selalu bersama menonton film-film luar biasa karya anak negri ini...