Sejak dulu saya kenal suamiku, dia bukan seorang yang
romantis. Juga bukan seorang yang suka memberikan surprise, bahkan saat ulang
tahunku pun gak ada yang namanya romantis. Dia seorang yang blak-blakan,
terlihat cuek tapi dia sebenarnya memperhatikan setiap gerak gerik dan
penampilanku.
Dulu, saat saya masih sendiri saya senang mengenakan pakaian
apapun yang menurut saya nyaman. Gak peduli dengan omongan orang lain, selama
saya nyaman saya akan mengenakannya. Tapi itu dulu sebelum saya menikah.
Sekarang, saat saya sudah menikah suamiku menjadi penasehat dan pemerhati
setiap gerak gerik dan apapun yang saya kenakan. Ia gak segan-segan mengkritik
jika lipstik yang saya kenakan menurut dia gak cocok, atau memprotes alas bedak
yang saya gunakan keliatan hitam jika diaplikasikan diwajahku. Atau mengkritik pakaian yang saya gunakan,
jika dulu saya asal pakai apa yang saya sukai, sekarang saya harus minta
pendapatnya. “Bagusnya pakai baju apa ya?”, dia paling gak suka jika saya
memakai baju atau celana/jeans yang sering dipakai. Sementara saya jika suka
dengan baju/jeans tertentu saya akan
pakai terus (namanya juganyaman dibadan, hehehe....), tapi dimatanya baju yang
sudah dibeli minimal 3 bulan sebelumnya itu sudah dinamakan baju ketinggalan
zaman atau sering disebutnya baju yang dibeli zaman dahulu kala (Hellooooo baru
3 bulan lalu loh saya beli baju/celana ini, hiks....), tapi dari pada gak jadi
keluar mending ikuti aja maunya, hehehe....
Tapi kemaren (10 Oktober 2014), kebetulan kita janjian mau
nonton setelah pulang kantor. Ok say beli tiket duluan, dia nyusul setelah
maghrib langusng dari kantor. Setelah selesai sholat seperti biasa saya akan
menunggu di gramedia (bisa sambil baca buku, biar menunggu gak
memosankan). Dari jauh saya sudah lihat
dia jalan mendekatiku, tapi koq dia sambil senyum-senyum gak jelas?. Saya
membatin, apa yang salah dengan saya, Baju yang saya kenakan? Jilbabku?, api
dia makin mendekat sebelum saya sempat mengecek apa yang salah (menurutnya)
denganku sampai-sampai dia sudah senyum-senyum gak jelas gitu. Setelah sampai
dengan santai dia bisik “Nah Gitu Dong, klo keluar dandan sedikit biar keliatan modis” masih
dalam keadaan setengah bingung dia lanjut nanya “tali-talinya dari mana?”, saya
langsung tanya balik “tali apaan?” sambil melirik ke bagian gesper yang saya
kenakan “itu yang dipinggangmu”. Oh My God, “ini namanya gesper ya... ikat
pinggang!” ternyata ini yang bikin dia dari tadi senyum-senyum. Tapi saya masih
belum puas, kembali saya tanya “ada yang aneh?”masih dengan gaya santainya
sambil jalan dia menuntunku ke arah rak buku komputer sambil bilang “cantik koq
kaya gitu” hahahaha.... dalam hati “tumben muji, hehehe...” . Meskipun saya
sudah menjadi istrinya hampir setahun, tetap saja sempat bikin saya
tersipu-sipu dipujinya, karena pujian dari dia itu sesuatu yang langka.
Love you my SUN (Surya Putera)
Makassar
12 Oktober 2014