Minggu, 11 Januari 2015

Film Indonesia



Yeeaayyyy ini adalah postingan pertama di tahun 2015....
 
Setelah film Ayat-Ayat Cinta dan Laskar Pelangi, sudah lama banget saya gak nonton fim Indonesia di Bioskop. Tapi setahun terakhir setidaknya ada 4 film Indonesia yang menurutku bagus  dan
4 film Indonesia yang pernah di tonton semenjak pacaran dan setelah setahun menikah adalah Habibie dan Ainun, Comic 8, 7 hari 24 Jam dan yang terbaru film Assalamualaikum Beijing.
Sejak pertama kali peluncuran buku Habibie & Ainun disalah satu hotel di Jakarta saya sudah antusias sekali untuk memiliki novel tersebut. Novel ini sangat istimewa karena menceritakan perjalanan hidup dan kisah cinta yang sangat menarik selama hidup bapak BJ. Habibie & Ibu Ainun yang ditulis sendiri oleh bapak BJ. Habibie. Mendengar novel ini akan diangkat ke layar lebar saya sudah membayangkan bakal menjadi film yang pasti “meledak”. Awalnya saya sedikit pesimis bisa nonton di bioskop karena saat itu saya sedang kerja yang lokasinya di tengah hutan (remote area), tapi beruntung pas jadwal cuti film ini masih tayang di bioskop. Jadilah kagiatan pertama kali pas cuti adalah nontoooon. Dan benar beruntung sekali bisa nonton film ini, dengan alur cerita dan pemain yang terlibat benar-benar mewakili jalan cerita yang sudah ditulis di novel, dan keuntungan kedua adalah bisa nonton bareng pacar (kala itu).
Film Indonesia kedua yang kami nonton (kali ini saya bilang kami, karena saya selalu nonton bareng dengan orang yang sama, Suami) adalah dilm Comic 8.  Salah satu keistimewaan film comic 8 adalah salah seorang pemain utama yang terlibat dalam film ini adalah sahabat kami Satriadin a.k.a Arie_Kriting. Selama nonton serasa percaya gak percaya (hantu kalii) kalau salah satu pemainnya itu kami kenal baik. Teman yang selalu menjadi teman curhat kala masih sama-sama kuliah, yang saya tau atau saya simpulkan dari perjalanan hidup dia mungkin karena belum bisa move on dari sang mantan akhirnya berdampak pada belum berhasilnya meraih gelar sarjana disalah satu perguruan tinggi swasta di Malang, selain itu kekecewaan dengan pemerintah (nah ini kami selalu debat yang gak pernah ada ujung pangkalnya) dia melampiaskan pada komunitas yang membawa dia pada keberhasilan menjadi public figure yang akhirnya main film Comic 8 dan keluar masuk TV nasional. Belum berhasil di dunia pendidikan tapi dia bisa membahagiakan orang tuanya lewat jalur lain, Sukses Bro, semoga segera menikah juga.
4 Hari 24 Jam adalah film Indonesia berikutnya yang akhirnya kami tonton, awalnya karena iklan yang gencar ditayangkan tentang film ini yang didukung oleh pemain-pemain nasional seperti Dian Sastrowardoyo (yang saat kami SMA sukses dalam film Ada Apa Dengan Cinta), Lukman Sardi, Ari Wibowo, dll.  Selain itu cerita tentang karyawan Bank yang super sibuk menjadi salah satu alasan juga yang mendorong saya merayu pak Suami (yang notabene nya juga kryawan bank) untuk mau menemaniku nonton film ini, dan benar film ini super menghibur dengan realita kehidupan keluarga kecil yang suami-istri sibuk dengan pencapaian karier di tempat kerja masing-masing sehingga sang anak di asuh oleh nenek dan waktu dengan keluarga sudah tidak menjadi prioritas lagi. Menjadi pelajaran buat kami pasangan muda (khususnya saya) yang sampai saat ini pun saya masih mempunyai ambisi untuk kembali mencapai karier yang sudah menjadi impian saya sejak pertama kali merantau di tahun 2003 lalu, namun impian itu sementara tertunda karena masih ada hal yang harus diutamakan.
Dan film terbaru yang kami tonton adalah Assalamualaikum Beijing, film yang diangkat dari novel best seller dari Asma Nadia. Novel yang menemaniku selama mempersiapkan pernikahan akhir tahun 2013 lalu, dan selesai saya baca pas H-2 pernikahanku. Alur cerita yang tersusun apik yang bukan hanya menyajikan cinta-cinta ala anak ABG sekarang, melainkan perjalanan cinta suci lewat perjalan panjang dan ikhlas karena Allah SWT. Lewat film ini saya yakin akan cinta sejati dan cinta suci karena Allah SWT, tanpa memandang fisik atau harta. Teringat akan perjalanan cinta kami, memang tidak seberat yang dialami oleh Ashima (peran dalam film ini) tapi tentang siapa yang akhirnya menjadi pendamping hidupku insya allah sampai akhir hayat. Setelah saya berkelana kemana-mana dan mengenal banyak karakter orang-orang yang ditemui pada akhirnya saya harus memutuskan untuk memilih salah seorang tersebut untuk menjadi bagian hidupku. Dan gak jauh-jauh dia adalah teman kecilku sejak SD, boleh dibilang kami tumbuh dan berkembang bersama (hahaha...) disekolah yang sama, sama-sama bersaing dalam pelajaran tapi saya akui dia selalu unggul dari saya. Semoga kami selalu bersama menonton film-film luar biasa karya anak negri ini...

Minggu, 12 Oktober 2014

Dia bukan yang romantis



Sejak dulu saya kenal suamiku, dia bukan seorang yang romantis. Juga bukan seorang yang suka memberikan surprise, bahkan saat ulang tahunku pun gak ada yang namanya romantis. Dia seorang yang blak-blakan, terlihat cuek tapi dia sebenarnya memperhatikan setiap gerak gerik dan penampilanku.

Dulu, saat saya masih sendiri saya senang mengenakan pakaian apapun yang menurut saya nyaman. Gak peduli dengan omongan orang lain, selama saya nyaman saya akan mengenakannya. Tapi itu dulu sebelum saya menikah. Sekarang, saat saya sudah menikah suamiku menjadi penasehat dan pemerhati setiap gerak gerik dan apapun yang saya kenakan. Ia gak segan-segan mengkritik jika lipstik yang saya kenakan menurut dia gak cocok, atau memprotes alas bedak yang saya gunakan keliatan hitam jika diaplikasikan diwajahku.  Atau mengkritik pakaian yang saya gunakan, jika dulu saya asal pakai apa yang saya sukai, sekarang saya harus minta pendapatnya. “Bagusnya pakai baju apa ya?”, dia paling gak suka jika saya memakai baju atau celana/jeans yang sering dipakai. Sementara saya jika suka dengan baju/jeans  tertentu saya akan pakai terus (namanya juganyaman dibadan, hehehe....), tapi dimatanya baju yang sudah dibeli minimal 3 bulan sebelumnya itu sudah dinamakan baju ketinggalan zaman atau sering disebutnya baju yang dibeli zaman dahulu kala (Hellooooo baru 3 bulan lalu loh saya beli baju/celana ini, hiks....), tapi dari pada gak jadi keluar mending ikuti aja maunya, hehehe....

Tapi kemaren (10 Oktober 2014), kebetulan kita janjian mau nonton setelah pulang kantor. Ok say beli tiket duluan, dia nyusul setelah maghrib langusng dari kantor. Setelah selesai sholat seperti biasa saya akan menunggu di gramedia (bisa sambil baca buku, biar menunggu gak memosankan).  Dari jauh saya sudah lihat dia jalan mendekatiku, tapi koq dia sambil senyum-senyum gak jelas?. Saya membatin, apa yang salah dengan saya, Baju yang saya kenakan? Jilbabku?, api dia makin mendekat sebelum saya sempat mengecek apa yang salah (menurutnya) denganku sampai-sampai dia sudah senyum-senyum gak jelas gitu. Setelah sampai dengan santai dia bisik “Nah Gitu Dong, klo keluar  dandan sedikit biar keliatan modis” masih dalam keadaan setengah bingung dia lanjut nanya “tali-talinya dari mana?”, saya langsung tanya balik “tali apaan?” sambil melirik ke bagian gesper yang saya kenakan “itu yang dipinggangmu”. Oh My God, “ini namanya gesper ya... ikat pinggang!” ternyata ini yang bikin dia dari tadi senyum-senyum. Tapi saya masih belum puas, kembali saya tanya “ada yang aneh?”masih dengan gaya santainya sambil jalan dia menuntunku ke arah rak buku komputer sambil bilang “cantik koq kaya gitu” hahahaha.... dalam hati “tumben muji, hehehe...” . Meskipun saya sudah menjadi istrinya hampir setahun, tetap saja sempat bikin saya tersipu-sipu dipujinya, karena pujian dari dia itu sesuatu yang langka.

Love you my SUN (Surya Putera)

Makassar
12 Oktober 2014

Kamis, 09 Oktober 2014

Ramadhan di Rantau (Lagi)

Bismillahirrahmanirahim

Kurang lebih 10 tahun, saya melewatkan bulan Ramadhan sendiri atau bersama teman-teman kost/asrama. bahkan 2 tahun terakhir bulan Ramadhan saya jalani di tengah hutan. bersyukur walaupun tidak ditengah-tengah keluarga setidaknya suasana Ramadhan masih terasa. Tak beda dengan Ramadhan tahun ini 2014, jauh dari keluarga besr, tapi tahun ini luar biasa bukan sahur atau taraweh seorang diri tapi bersama SUAMI.

Alhamdulillahirrahmanirrahim...
Masih teringat jelas, saat msaih serumah dengan orang tua, biasanya saya dibangunkan saat semua makanan sudah siap. dan entah jam berapa mama bangun dan masak. Yang jelas tiap sahur makanan masih hangat. tapi itu dulu...
Sekarang, saya mencoba mengingat kegiatan mama tiap malam. sebelum tidur mama selalu menyiapkan segala macam bumbu dan bahan makanan buat sahur di kulkas.  Ketika sahur tiba semua bahan tinggal digodok sebentar dan masakan siap (ini interprestasiku, karena saya tidak pernah melihat proses masaknya ketika sahur).
Semula saya berpikir, bisakah saya seperti itu? tapi alhamdulillah saya berhasil melewatinya. Semangat sekali menyiapkan makan sahur buat disantap bersama suami. 

Menu andalan yang sengaja saya siapkan sebelum puasa adalah kering tempe 

Setelah beberapa kali 'trial and error', akhirnya saya berhasil mendapatkan racikan yang pas manteppp, berikut resep sederhana:

Bahan:
  • tempe, diiris tipis seperti korek api
  • segenggam kacang tanah (atau sesuai selera)
  • 1 ruas lengkuas, memarkan
  • 2 lembar daun salam
  • 2 lembar daun jeruk (diiris kecil-kecil)
  • 2 sdm gula pasir
  • 3 sdm gula merah
  • 1/2 sdt bubuk kaldu (Ro*co)
  • 2 sdm air asam jawa
Bumbu halus:
  • 8 siung bawang merah
  • 6 siung bawang putih
  • 4 cabe keriting
  • 5 cabe rawit
cara membuat:
  • goreng tempe dan kacang secara terpisah dan sisihkan
  • panaskan sedikit minyak, tumis bumbu halus bersama lengkuas, daun salam, daun jeruk, sereh. tumis sampe harum trus masukan air sedikit.
  • masukkan gula merah, gula pasir, air asam. koreksi rasa dan masak pake api kecil saja
  • masak terus sampai air menysut dan mengental berkaramel
  • masukan tempe dan kacang, aduk cepat hingga merata
  • angkat dan dinginkan.
setelah benar-benar dingin baru simpan dalam tupperware dan tutup rapat, dijamin awet sampai 2 minguan. jadi menu penyelamat saat terlambat bangun sahur, hehehe....

Rabu, 08 Oktober 2014

Pallu Basa (Masakan Khas Makassar)



Surprise pas tetangga nganterin 1 kilo daging sapi. Setelah ngucapin terimakasih sama yang sudah anterin, selanjutnya adalah tatap-tatapan sama suami trus seolah suami tau apa yang ada dipikiranku, “mau dimasak apa, de?, kamu bisa ngolahnya?”. Saya nggak langsung jawab, Cuma lanjut masukin daging tersebut kedalam tupperware, ditutup rapat dan masuk freezer. Dulu saya pernah dengar jika daging gak langsung diolah sebaiknya jangan dicuci atau terkena air, sebaiknya disimpan rapat dan dibekukan, aman.
Ok, pertolongan pertama terhadap sang daging selesai. Selanjutnya adalah saya langsung nyalain laptop, colokin modem dan searching dengan harapan menemukan cara bagaimana mengolah daging tersebut.  Sambil searching, seperti biasa jika ada yang berhubungan dengan masak memasak saya selalu telpon mama, ya.... mama adalah sang penyelamatku dalam hal masakan.  Setelah ngobrol panjang lebar dengan mama, tak ada ide istimewa. Selanjutnya kembali saya tanya suami, “mau makan apa, ya?”, dengan santai sambil matanya gak beralih dari film yang sedang ditonton dia jawab “makan pallu basa sepertinya enak, bisa gak diolah gitu?. Oo... resep pallu basa ya searching2 di om google, akhirnya menemukan resep yang sederhana, tapi... tunggu dulu koq pake kelapa parut yang di sangrai dan di tumbuk sampai mengeluarkan minyak? Trus saya langsung intip ke tempat bumbu kering, alhamdulillah kelapa goreng yang saya bawa pas mudik lebaran idul fitri kemaren masih ada. Ada beberapa bumbu yang tidak ada, seperti kayu manis, pala, cengkeh. Akhirnya setengah berbisik ke suami (karena dia paling gak suka klo lagi asik-asik nonton diminta anterin kemana-mana) “ya, ke pasar yuk, sy gak ada kayu manis dan teman-temannya”. Sambil malas-malasan akhirnya dia mau nganterin ke pasar, untung aja ada beberapa lapak penjual sayur yang buka pas hari raya.
Bumbu sederhana untuk Pallu Bassa (masakan khas Makassar) akhirnya terkumpul, dan selanjutnya adalah racik meracik bumbu. Berikut bumbu yang dibutuhkan:
Bahan:
-        Daging sapi
-        ± 3 cmlengkuas, memarkan
-        1 batang serai, memarkan
-        7 cengkeh (saya skip, karena gak nemu di pasar)
-        ± 3 cm kayu manis
-        1 liter air kaldu rebusan daging sapi
-        2 sdt gula merah
-        Sebungkus kelapa parut yang disangrai kemudian di tumbuk sampai mengeluarkan minyak
-        2 sendok air asam jawa
Bumbu halus:
-        8 siung bawang putih
-        12 siung bawang merah
-        8 cabe keriting
-        2 cabe merah besar
-        ½ sdt jintan
-        1 sdm ketumbar
-        3 cm jahe
-        ½ biji pala
-        Gaeam secukupnya
Cara Masak
-        Rebus daging sapi hingga benar-benar matang kemudian sisihkan dan ptong dadu atau sesuai selera,
-        Siapkan bumbu halus dengan cara menumis semua bumbu halus bersama lengkuas, cengkeh, sereh, kayu manis hingga matang dan harum. Setelah itu masukkan dagingsapi yang telah dipotong-potong, aduk hingga bumbu meresap dan ratakemudian masukan air kaldu dan masak hingga mendidih.
-        Tambahkan kelapa tumbuk, gula merah, air asam dan rebus terus hingga mendidik dan kuah mengental. Koreksi rasa, setelah mantep pallu bassa siap disajikan
Sebagai tambahan saat disajikan, tambahkan bawang merah goreng dan potongan daun bawang, dijamin rasanya manteeepppp.


Alhamdulillah, suami suka dan ini benar-benar dapat pujian darinya, terbukti dalam sehari dia 3 kali makan, hehehehe.....

Silahkan dicoba, resep sederhana tapi rasanya luar biasaa endeeeuuusss.... :)

Rabu, 26 Maret 2014

Dunia Baru (Part 2)

3 hari saya di Makasar, untuk mencari perlengkapan acara istimewa itu. Semua beres, kembali ke Baubau. Sedikit bernapas lega. tapi "gerilya" belum selesai, hehehe....

Lanjut mencari baju adat yang akan dipakai saat acara akad nikah dan acara pesta pernikahan. Awalnya saya ingin mengenakan kebaya (Nasional) ketika acara pesta pernikahan malam harinya. tapi sayang, orang tua tidak mengizinkan, dengan alasan pakaian adat bisa dipakai kapan saja tapi pakaian adat cuma saat nikah. Nah mencari pakaian adat dengan unsur cerah dan BIRU ternyata susah juga, keliling beberapa penjahit dan akhirrrnyaaaa ketemu di daerah Keraton Buton ada yang meminjamkan pakaian adat dan pesan design juga bisa, asyiiikkkkk......setidaknya saya bisa pakai perdana pakainnya (bukan yang ke dua atau ke tiga). Baju ketemu, lanjut pesan make up buat yang dandanin. Keluarga surya ingin saya di dandani oleh salon langganan mereka, sementra saya sudah punya langganan sendiri yang (lagi-lagi) menurutku cantik jadi saya booking salon Fenye, (saya cuma ingin terlihat cantik dihari itu). Nah, lanjut ke fotographer. disini saya tidak ada pengalam dengan photographer di Baubau, jadi yaa terpaksa saya booking Foto Sukses, tapi ternyata Sukses tidak sebagus dulu lagi, tapi cukuplah buat yang mendokumentasikan acaraku ini.

Banyak yang bilang, biasanya calon pengantin akan mengalami syndrome pra nikah, tapi bagaimana dengan saya?? apakah perasaan pesimis saat menentukan tanggal nikah itu termasuk syindome pra nikah? karena setelah itu, saya merasa bahagia dan senang ketika jalani segala persiapan kesana kemari sendiri. Dan bapakku dan ojek lah yang selalu mengantar kemana-mana. Ya, saat itu BAPAK adalah orang yang luar biasa, beliau selalu menanyakan bagaimana persiapan acaranya. (Ya Allah, lindungilah selalu kedua orang tuaku sampai saya bisa bahagiakan mereka).

Ketika 1500 undangan sampai di rumah, ini baru kerjaan sesungguhnya. Saya mulai mensortir dan memilih nama-nama yang akan di undang. Calon mertuaku yang memiliki nama di Kota Baubau dan Wakatobi, jelas banyak kolega yang akan diundang. tapi, beruntung orang tuaku dan calon mertuakku bekerja dilingkungan yang sama. Ya di dinas Pendidikan, jadi setidaknya nama kolega yang akan diundang sama saja, hehehe.... Saya cuma memastikan tidak ada nama yang berulang dalam undangan keluargaku dan keluarga Surya.
To Be Continued (again). heheheheh....

Pakaian adat saat acara pesta pernikahan - 02012014

Selasa, 25 Maret 2014

Dunia Baru (Part 1)

2 Januari 2014
My Wedding - 02012014

Akhirnya saya resmi menikah. Surya Alisa Putera, salah seorang sahabat terbaik yang pernah saya miliki resmi memilih saya menjadi istrinya. Satu babak perjalanan hidup yang tidak pernah saya bayangkan. perasaan haru, bahagia entah apalagi... :)

Setiap ada teman yang menikah, dalam hati saya selalu berdoa, "Ya Allah segera tunjukan jodoh terbaik buatku". Doa terbaik selalu ku panjatkan, dalam hati selalu ingin membahagiakan kedua orang tuaku. Ya.... membahagiakan merakalah yang selalu menjadi tujuan hidupku.

17 Agustus 2013, saya resmi resign dari pekerjaan saya di PT. Asmin Koalindo Tuhup, Palangkaraya. salah satu perusahaan Mining terbaik di Asia Tenggara. Keputusan yang tidak mudah, banyak hal yang menjadi pertimbangan dan salah satunya adalah saya ingin mempersiapkan hari pernikahanku dengan sempurna. Saya ingin merancang semua acara, dekorasi, undangan bahkan seragam panitia dan pagar ayu yang terlibat dalam hari istimewaku ini sempurna. Saya tidak mau orang tuaku repot dengan acara ini. 

Oiya, sebelum resign saya ikut salah satu training di Bandung. ISO 9001, 14001 dan 18001. Saya tidak mau meninggalkan kantor yang potensial tanpa sesuatu yang sekiranya akan saya butuhkan. Entah kapan, tapi saya yakin gak ada ilmu yang sia-sia. alhamdulillah saya memiliki sertifikat ISO internasional.

Kembali kepersiapan acara pernikahanku. 
21 Agustus 2014, setelah 2 hari saya di Bau-bau, akhirnya saya berkunjung ke rumah calon mertuaku, hehehehe.... untuk pertama kalinya saya datang tanpa Surya, ya.... Surya tidak bisa pulang dan saya cuma diminta untuk datang ke rumahnya. 24 Agustus 2013, keluarga surya meminta saya kepada orang tuaku untuk menjadi pendamping Surya selamanya. 26 Agustus 2013 secara resmi saya sudah menjadi calon istri Surya Alisa Putera, dalam adat Buton namanya Tauraka.

Setelah acara tauraka, selangkah lagi tapi bukan hal mudah untuk menikah khususnya di Baubau. 

Persiapan dimulai!!!

Mulai dari hunting Gedung, karena kami sama-sama dari keluarga besar, jadi tidak mungkin acara digelar di halaman rumah yang notabene nya halaman rumah orang tuaku juga tidak terlalu luas. Awalnya acara disepakati di gelar tanggal 26 Oktober 2013, tapi sayang setelah berusaha dihubungi ternyata pada tanggal itu gedung sudah di Booking bahkan dari 2 bulan sebelumnya. ok, rencana di undur dan 3 November 2013 kami berhasil booking gedung Pancasila, dan gedung maedani tapi adik kandung Surya mengikuti tes CPNS dan ternyata akhir tahun Surya gak bisa cuti, jadi harus mencari hari lagi untuk acara. Seorang karyawan Bank tidak mudah untuk mendapatkan cuti terlebih di akhir tahun. Saat itu, entah perasaan apa yang saya rasakan, tapi yang jelas saya jadi pesimis kalau acara ini bakal digelar. Tiap malam saya bangun sholat Tahajud, berdoa minta dimudahkan segalnya. DAN setelah diskusi berdua (kali ini kami tidak libatkan  kedua belah orang tua) sepakat untuk mengundur acara sampai awal tahun. sekali lagi, tidak gampang menyatukan dua keluarga dalam satu ikatan. Banyak hal yang selalu bertentangan... tapi Bismillahirrahmanirrahim, setiap saat saya selalu berdoa, lancarka ya Allah...

2 Januari 2014, akhirnya kedua keluaga sepakat untuk menggelar acaranya. Dan saya mulai "gerilya" mempersiapkan segalanya. SEGALANYA saya siapkan, karena ini adalah hari yang insya allah hanya sekali seumur hidup saya. jadi semuanya harus sempurna. Mendengar cerita orang-orang katanya yang paling repot adalah undangan. Ok, hunting model undangan dimulai. Cek di Baubau dan kelihatannya gak ada yang menarik perhatianku (mungkin saya kurang gaul untuk mencari model undangan di baubau, hehehe). akhirnya tgl 5 Oktober 2013 saya ke Makassar. Target utama adalah cari model undangan yang unik (intinya sih cari undangan yang ada unsur BIRU, hahaha...). model undangan yang diinginkan didapat, lanjut cari kain buat seragam panitia yang terlibat. karena rencana tema warna acaranya adalah BIRU, jadi saya ingin semua yang terlibat terlihat cerah. 2 hari ngubek-ngubek pasar sentral Makassar, akhirnya nemu juga kainnya. kain buat seragam ketemu, lanjut ke Sendal yang akan saya pakai pas acara. Nah, cari sendal ini yang betul2 tidak mudah, karena saya juga ingin terlihat anggun pas acara, jadi (katanya) harus pakai sendal yang heelsnya kurang lebih 10 cm, (WOW gile aja jinjit selama 4 jam bisa-bisa bakonde dah betisku...). setelah searching di internet buat cari sendal yang maksimal heelsnya 5 cm tapi cantik dan unik gak ketemu, lanjut ngubek-ngubek toko sepatu di Makassar. Setelah keliling mall di Makassar, lanjut ke Elisabeth, toko tas dan sepatu yang saya langganan sejak masih kuliah di Bogor dulu karena kualitasnya ok punya. tapi sepertinya dari koleksi mereka tidak ada yang cantik (menurtku). Beruntung calon suamiku (hehehe....) seorang yang sabar, saya diantar ke toko (lupa nama tokonya) dan sekali lihat saya tertarik sama yang dipajang. Cantik tapiii wow tingginya...

(panjang bgt ceritanya, lanjut kapan-kapan yaaaa, hohohohhoo.....)
 

Senin, 24 Maret 2014

Finally, I'm Back

Hallooooo.......
Akhirnya setelah sekian lama..... blog ini terjamah juga olehku...
awalnya blog ini dibuta sebenarnya untuk catatan perjalananku selama kerja di Kalimantan. Tapi, selama kerja disana tak sekalipun saya menengok.... Jangankan untuk menulis menengok saja nggak pernah.

Hmmm..... banyak faktor saya tidak mengintip blog ini, selain kesibukan yang luar biasa padat, jaringan buat akses internet jg serba terbatas.

Saya mau cerita niat awal dari pembuatan blog ini. Awalnya karena saya sering baca tulisan salah seorang sahabat terbaik yang pernah saya miliki (Satriadin), saat saya lagi kerja di perusahaan IT di Jakarta, tiba-tiba saya ada panggilan kerja di Kalimantan, salah satu perusahaan Mining di tengah hutan Kalimantan Tengah. Pertama kali yang terpikir olehku adalah bakal ada perjalanan luar biasa dan harus selalu diabadikan. dan saya langsung hubungi temanku (Ari) untuk minta dibuatkan blog ini, dengan senang hati dia selalu siap membantuku, cm dalam 2 hari blog ini jadi. Tapi saya yang tidak bisa menepati janji untuk selalu menulis di blog ini...

Dan sekarang....
Setelah sekian lama blog ini terbengkalai olehku saya gak ada ide buat nulis apa, intinya saya belum pede buat nulis banyak, hehehe....

Udah ah sampai disini aja dl tulisan perdana ini

Cheers..... :)